FUNGSI MITOS “SEDEKAH BUMI” TEORI WILLIAM. R. BASCOM
DOI:
https://doi.org/10.36709/bastra.v7i3.4Keywords:
Mitos; Cerita Sedekah Bumi; NyadrananAbstract
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui fungsi mitos “Sedekah Bumi” teori William. R. Bascom. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Data dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan atau episode-episode yang ada dalam sastra lisan yang mengandung fungsi mitos cerita “Sedekah Bumi”. Adapun objek penelitian meliputi mitos Sedekah Bumi “Nyadranan” di Kabupaten Bojonegoro. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, perekaman, pencatatan, dan dokumentasi. Pada teknik analisis data dilakukan transkripsi data, terjemahan data, identifikasi data, pengklasifikasian data, dan penganalisisan data. Penelitian mitos cerita “Sedekah Bumi” di kabupaten Bojonegoro menghasilkan fungsi cerita Mitos Sedekah Bumi “nyadranan” memiliki lima fungsi yaitu (1) sebagai sebuah bentuk hiburan, (2) sebagai alat pengesahan pranata-paranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, (3) sebagai alat pendidikan anak-anak, (4) sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya, dan (5) meningkatkan perasaan solidaritas suatu kelompok. selain itu juga menghasilkan nilai kearifan lokal yang terdiri dari lima nilai, seperti: (1) mampu bertahan terhadap budaya luar, (2) memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar, (3) memiliki kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam budaya asli, (4) mempunyai kemampuan mengendalikan, (5) mampu memberikan arah pada perkembangan budaya. Setelah melakukan penelitian, mengumpulkan data kemudian mengalisisnya, diperoleh simpulan, yakni, terdapat banyak nilai positif yang berdampak ke masyarakat karena adanya fungsi mitos cerita Sedekah Bumi di kabupaten Bojonegoro.
References
Astika, I Made., dan I Nyoman Yasa. 2014. Sastra Lisan: Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anton & Marwati. 2015. Ungkapan Tradisional Dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Bajo Di Pulau Balu Kabupaten Muna Barat. Jurnal Humanika No. 15, Vol. 3, Desember.
Barthes, Roland. 2006. Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Darman, Faradika. 2017. Realitas Sejarah dalam Sastra Lisan Kapata Perang Kapahaha Desa Morella, Pulau Ambon. Kapata Arkeologi Volume 13 Nomor 2, November 2017: 131—140.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Jakarta: Buku Seru.
Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara Yang Terlupakan. Surabaya: HISKI
Iswidayati, Sri. 2007. Harmonia Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni Fungsi Mitos dalam Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pendukungnya (The Function Of Myth in Social Cultural Life Of Its Supporting Community.) Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Volume VIII No.2 / Mei-Agustus 2007. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/download/790/721.
Pusposari, Dewi. 2001. Mitos dalam Kajian Sastra Lisan. Malang:Pustaka Kaiswaran ma dengan UNM.
Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Penelitian Sastra: Teori, Metode dan Teknik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudikan, Setya Yuwana. 2001. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya: Citra Wacana.
Udu, S. (2015). Eksistensi Sastra Lisan Bhanti-bhanti sebagai Ruang Negoisiasi Lokal dalam Kebudayaan Global. In Stella Rose (Ed.), Prosiding Sastra dan Solidaritas Bangsa (pp. 431—441). Ambon: Kantor Bahasa Maluku.
Zuhdi, S. (2015). Sastra Daerah sebagai Sumber Rekonstruksi Sejarah. In Firman A. D. (Ed.), Prosiding Pemertahanan Bahasa Daerah dalam Bingkai Keberagaman di Sulawesi Tenggara (pp. 53—62). Kendari: Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara.